Minggu, 20 Mei 2012

FENOMENA ARISAN SEBAGAI BUDAYA MASA



Indonesia merupakan suatu Negara yang mayoritas penduduknya adalah masyarakat yang bersifat konsumtif. Banyak kegiatan dan acara-acara yang sekiranya tidak perlu untuk dilakukan, namun dianggap wajib bagi sebagian masyarakat tertentu. Hal ini banyak melanda masyarakat kurang dalam berkegiatan dan juga masyarakat yang berpikiran bahwa manusia adalah makhluk sosial yang memang seharusnya mengadakan kontak sosial antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Dengan adanya kegiatan seperti ini, memperlihatkan bahwa budaya massa telah melanda pada sebagian mayoritas masyarakat di Indonesia.
Sebenarnya budaya massa dimulai bersamaan dengan dimulainya masa industry. Dengan adanya monopoli budaya aristokrasi terlarutkan dan menghapuskan budaya, kelas, tradisi dan cita rasa. Hal ini berasal dari semangat moral universal dan demokratisasi kehidupan yang mementingkan keterlibatan umum, hasrat individu, pengalaman imajinatif dan kepuasan. Budaya massa sering terlihat sebagai perilaku meniru budaya asing atau barat dan juga amerika.
Pada dasarnya masyarakat massa tidak membutuhkan budaya, melainkan butuh konsumsi untuk hiburan. Dalam budaya popular terdapat bentuk-bentuk ‘memaksa’ dan pembatasan suatu pengalaman yaitu dengan pemahaman yang umum, kesederhanaan sikap, pikiran yang dangkal, tidak terukur, dan cepat using. Nudaya ini membentuk arus dan pusaran, dalam artian sekelompok orang di area tertentuakan tertarik pada suatu kecenderungan budaya umum sebagai kesadaran parsial. Sebagian golongan ini gemar menimbulkan sensasi dan khayalan pemenuhan harapan narsis.
Budaya semacam ini juga melanda pada sebagian masyarakat di Indonesia yang mayoritas mereka tidak ada kerjaan atau menganggur. Kegiatan semacam ini sering kali terlihat pada sebagian golongan para ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai kegiatan diluar rumah, sehingga mereka merasa kosong dengan tanpa adanya kegiatan yang dapat mereka lakukan. Perasaan longgar dan kosong seperti inilah yang sering menjadikan para ibu-ibu rumah tangga melakukan suatu kegiatan yang mereka anggap perlu dan penting bagi ke eksisan diri mereka dalam masyarakat dimana mereka tinggal. 


Kegiatan yang dilakukan oleh sebagian ibu-ibu rumah tangga tersebut bermacam-macam hal itu berdasarkan dengan keadaan sosial mereka. Salah satu kegiatan yang mereka lakukan adalah arisan. Arisan merupakan suatu kegiatan, dimana kegiatan tersebut mayoritas ibu-ibu atau siapapun yang menjadi anggota di dalamnya mempunyai komitmen bersama untuk saling percaya dan menjaga komitmen yang telah mereka buat bersama. Arisan merupakan kegiatan yang menghimpun dana yang nantinya akan dikumpulkan dan akan diberikan kepada orang yang mendapatkan undian. Dan akan terus menerus dilakukan hingga semua anggota mendapatkan jatah. Dari sebagian masyarakat yang mengikuti kegiatan ini, mereka menganggap bahwa dengan melakukan kegiatan seperti itu mereka dapat berinvestasi. Selain berinvestasi mereka juga dapat bersilaturrahmi dengan masyarakat sekitar tempat tinggal mereka.

Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat yang jumlahnya tidak sedikit, karena kegiatan ini menghimpun dana yang dari anggota masyarakat tersebut, sehingga mereka yang ikut dalam kegiatan ini mempunyai andil yang besar bagi berjalannya kegiatan arisan ini. Semakin sedikit anggota yang ikut, maka akan sedikit pula barang kembali yang akan diperoleh.
Di daerah pedesaan, kegiatan ini biasanya berupa uang. Namun ada pula yang berupa bahan pokok, misalnya beras ataupun juga gula. Arisan barang ini sering kali ditemui pada hari menjelang hari-hari besar, misalnya pada hari raya Idul Fitri ataupun Idul Adha. Jauh-jauh hari sebelum itu, sering digelar berbagai macam arisan guna mencukupi kebutuhan pada hari raya tersebut. Khusus pada hari raya Idul Adha, arisan ini seringkali berupa hewan ternak yang nantinya bakal dijadikan hewan guna untuk dijadikan hewan qurban. Pada hari raya Idul Fitri, dengan melalui kegiatan arisan, barang yang dapat diperoleh seringkali berupa parsel. Selain itu barang yang akan didapat adalah bahan makanan yang banyak dibutuhkan pada hari raya, misalnya beras dan juga gula. Barang tersebut adalah kebutuhan pangan yang pada hari itu sangat dibuthkan bagi sebagain besar masyarakat pada umumnya.
Dari berbagai macam kegiatan arisan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, kegiatan arisan ini juga mempunyai beberapa fungsi. Dalam masyarakat awam, kegiatan ini dianggap hanya sebagai kegiatan yang bergerak dalam bidang penghimpunan dana, dan nantinya akan kembali kepada penyetor dalam bentuk uang ataupun barang. Namun, dalam golongan masyarakat menengah ke atas, kegiatan arisan juga kadang dipergunakan sebagai ajang untuk bisnis atupun sekedar prestis.
Dalam golongan masyarakat menengah keatas, barang yang disetor guna mengikuti kegiatan ini juga mempunyai tingkatan yang lebih tinggi pula apabila di bandingkan dengan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang berada di daerah pedesaan. Dalam kegiatan arisan yang dilakukan para golongan elit, barang yang akan dihasilkan dalam kegiatan itupun juga mempunyai kelas yang elit pula. Barang yang dapat dihasilkan itu dapat berupa rumah dan juga mobil mewah. Hal itu sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama.
Dalam beberapa fungsi yang ada, bayak manfaat yang dapat diperoleh dalam mengikuti kegiatan ini. Pada umunya, dengan melalui kegiatan ini, masyarakat apat melakuakn kontak sosial denngan masyarakat luas pada umumnya. Selain mempererat tali silaturrahmi antara masyarakat yang ada, kegiatan ini juga berfungsi sebagai media untuk berinvestasi. Meskipun sebenarmya yang ada, kegiatan tersebut merupakan suatu lahan bisnis bagi para leader mereka. Namun, para anggota yang telah masuk dalam keanggotaan tidak merasa dirugikan dengan adanya hal tersebut, sehingga hal itu terus dilakukan hingga sampai saat ini.
Dengan demikian budaya massa yang ada dalam masyarakat yang sekarang ada dan telah mendarah daging dalam masyarakat indonesia, dapat membawa dampak yang positif apabila dilakukan dengan positif. Dan juga akan berdampak negative apabila kita melakukannya dengan hal yang negative pula.

Kamis, 03 Mei 2012

Sama Siapa Sih??


siapa sih yang sedang berpose disampingku itu???
jangan bilang gx kenal atau bahkan gak tau.
dia tu Raditya Dika. penulis buku best Seller kambing jantan. bahkan dari bukunya itu dah sampe di filmkan juga. foto ini diambil ketika aq ikutan Talkshow, dan narasumbernya yaitu Raditya Dika.

apa sih yang aku suka dari penulis ini???
aku tu suka dengan semua buku-buku dia.
karena apa??? karena cerita yang ada di dalam buku itu ringan, dan yang jelas gx berat donk.
hihihihi....
aku suka dengan cerita-cerita dia yang diambil dari kehidupan dia.
sebenarnya law dipikir-pikir kejadiaanya itu biasa adja. tapi karena imajinasinya dia dan pembawaan dia dalam nulis buku itu, bikin suasana dalam buku itu hidup.
sebut adja salah satu buku dia yang berjudul RADIKUS MAKAN KAKUS

Dalam buku yang mulai judul dah UNIK ini, Radit menceritakan beberapa kegiatan dia, bahkan juga ada beberapa cerita yang lagi jelek2in adeknya. heran juga ya... kok ada abang yang tega-teganya jahat banget ma adiknya. Dia tu dah sukses malu-maluin adiknya. ckckckc....
tapi disini pun juga ada cerita dia yang jadi Badut, lau menurut aku sih manusia setengah badut. karena apa?? karena bagian kepala itu ada kepala harimau, dan untuk badannya dia milih jadi superhero. manusia normala mana yang gx ngira dia orang Sarap????
 ada lagi buku terbaru dia yang satu itu khusus ada tanda tangan dari Radit. Judul bukunya MANUSIA SETENGAH SALMON

dari buku dia yang pernah aku baca, aku rasa buku ini lumayan berbobot bila dibandingkan buku-buku dia yang lain. meski tetep isi dari buku ini banyak yang gx benernya. dalam buku ini tu udah banyak cerita-cerita yang ya.... bisa dianggap normal gitulah buat manusia. kenapa buku ini diberi judul manusia setengah salmon, kata dika, manusia juga tak ubahnya seperti ikan salmon. 
tapi bener juga sih menurut aku. manusia itu butuh perjuangan dalam kehidupan. seperti kata dia juga. Pilih pacar itu tak jauh ubahnya layaknya kita memilih rumah untuk berteduh dari segala ancaman alam. Pindah hati pun juga tak jauh ubahnya dari pindah rumah.
yang jelas dalam buku ini cerita-cerita yang ada semakin berbobot meski tidak meninggalkan unsur komedi.

Ini dia foto dari Raditya Dika

gimana????
keren ya???
meski menurutku lebih keren aslinya.
banyak ilmu yang dapat aku ambil dari dia. Dan apa yang dia katakan tentang dunia tulis menulis itu memang oke banget.

MENULISLAH APA YANG INGIN KAMU TULIS.

meskipun mudah untuk diucapkan, tapi untuk memulai menulis itu adalah suatu hal yang sangat tidak mudah. dan harus diINGAT, jika pengen nulis, jangan nunggu yang namanya mood itu dateng. karena yang namanya mood itu bisa kita ciptain sendiri.

Rabu, 02 Mei 2012

TENTANG PUNAKAWAN





Punakawan adalah karakter yang khas dalam pewayangan Indonesia. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasihat para ksatria, penghibur, kritisi sosial, badut bahkan sumber kebenaran dan kebajikan. Dalam wayang Jawa karakter punakawan terdiri dari Semar, Gareng, Bagong dan Petruk. 

 yang pertama kali akan dibahas dalam wacana ini adalah 


PETRUK: adalah anak Gandarwa (sebangsa jin), menjadi anak angkat kedua Semar setelah Gareng. Petruk, diadaptasi dari kata Fatruk, merupakan pangkal dari wejangan tassawuf yang berbunyi “Fat-ruk kulla maa siwaLLaahi” yang artinya tinggalkan semuanya kecuali Allah. Wejangan tersebut kemudian menjadi pegangan dan watak utama dari para wali dan aulia. Nama lain Petruk adalah Kanthong Bolong, artinya suka berdema. Doblajaya, artinya pintar. Dawala, Dawa artinya panjang, la, artinya ala atau jelek. Sudah panjang, tampilan fisiknya jelek. Hidung, telinga, mulut, kaki, dan tangannya panjang. Dawala, juga menggambarkan adanya pertalian batin antara para leluhurnya di kahyangan (alam kelanggengan) dengan anak turunnya. Petruk Kanthong Bolong wajahnya selalu tersenyum, bahkan pada saat sedang berduka pun selalu menampakkan wajah yang ramah dan murah senyum dengan penuh ketulusan. Petruk mampu menyembunyikan kesedihannya sendiri di hadapan para kesatria bendharanya. Sehingga kehadiran petruk benar-benar membangkitkan semangat dan kebahagiaan tersendiri di tengah kesedihan.

Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya, Bebadra = Membangun sarana dari dasar, Naya = Nayaka = Utusan mangrasul, Artinya : Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi  kesejahteraan manusia. Javanologi : 
Semar = Haseming samar-samar . Harafiah : Sang Penuntun Makna Kehidupan . Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : "Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tunggal". Sedang tangan kirinya bermakna "berserah total dan mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik". Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel = keteguhan jiwa. Rambut semar "kuncung" (jarwadasa/pribahasa jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan. Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi. Semar barjalan menghadap keatas maknanya : "dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ) yang maha pengasih serta penyayang umat". Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia) agar memayuhayuning bawono : menegakan keadilan dan kebenaran di bumi.


Gareng mempunya beberapa nama lain, yaitu : Pancalpamor (artinya menolak godaan duniawi) - Pegatwaja (artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit) - Nala Gareng (artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik).
Sedangkan ciri fisik dari tokoh Gareng adalah:

1. Mata juling - artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2. Tangan ceko (melengkung) - artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3. Sikil gejik (seperti pincang) - artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.

Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng.

BAGONG:  tokoh Bagong dilukiskan dengan ciri-ciri fisik yang mengundang kelucuan. Tubuhnya bulat, matanya lebar, bibirnya tebal dan terkesan memble. Dalam figur wayang kulit, Bagong membawa senjata kudi.
Gaya bicara Bagong terkesan semaunya sendiri. Dibandingkan dengan ketiga panakawan lainnya, yaitu Semar, Gareng, dan Petruk, maka Bagong adalah sosok yang paling lugu dan kurang mengerti tata krama. Meskipun demikian majikannya tetap bisa memaklumi.
Beberapa versi menyebutkan bahwa, sesungguhnya Bagong bukan anak kandung Semar. Dikisahkan Semar merupakan penjelmaan seorang dewa bernama Batara Ismaya yang diturunkan ke dunia bersama kakaknya, yaitu Togog atau Batara Antaga untuk mengasuh keturunan adik mereka, yaitu Batara Guru.
Togog dan Semar sama-sama mengajukan permohonan kepada ayah mereka, yaitu Sanghyang Tunggal, supaya masing-masing diberi teman. Sanghyang Tunggal ganti mengajukan pertanyaan berbunyi, siapa kawan sejati manusia. Togog menjawab "hasrat", sedangkan Semar menjawab "bayangan". Dari jawaban tersebut, Sanghyang Tunggal pun mencipta hasrat Togog menjadi manusia kerdil bernama Bilung, sedangkan bayangan Semar dicipta menjadi manusia bertubuh bulat, bernama Bagong.
Dalam hal pewayangan, pihak Surakarta mempertahankan aliran Kyai Panjang Mas yang hanya memiliki tiga orang panakawan (Semar, Gareng, dan Petruk), sedangkan pihak Yogyakarta menggunakan aliran Nyai Panjang Mas yang tetap mengakui keberadaan Bagong.